Minggu, 18 Oktober 2015

Smartfren Godok MiFi 4G yang Bisa Tembus 300 Mbps

Smartfren Godok MiFi 4G yang Bisa Tembus 300 Mbps

Smartfren Godok MiFi 4G yang Bisa Tembus 300 Mbps
Seoul - Modem WiFi alias MiFi akan jadi salah satu andalan bisnis Smartfren di tahun 2016. Bahkan, operator seluler CDMA dan 4G itu dari jauh-jauh hari sudah mempersiapkan evolusi dari MiFi yang akan dijajakannya di Indonesia.

Adalah MiFi Cat6 yang sudah support teknologi carrier aggregation yang bakal jadi produk andalan Smartfren berikutnya. Arya Mada Prasaja, Data & IoT Devices Section Head Smartfren menyebutkan, MiFi jenis ini sudah ditawarkan oleh LG Innotek untuk diboyong ke Indonesia. LG Innotek sendiri jadi partner Smartfren saat menjual modem M2S yang kemarin baru dirilis di harga Rp 499 ribu.

"Secara hardware, LG Innotek sudah menyiapkan MiFi Cat6 dengan chipset Qualcomm. MiFi Cat6 ini disebutkan bisa di-upgrade ke Cat9 tanpa ada perubahan hardware. Cuma balik lagi, kita harus memperhitungkan bagaimana dari sisi bisnis, karena kan gak bisa langsung Cat6 ready to Cat9, tapi dari sisi teknis hardware sudah bisa," jelasnya saat berbincang dengan sejumlah media termasuk detikINET di Pusat Riset dan Pengembangan LG Innotek di kota Ahsan, Korea Selatan.



Mada melanjutkan, perbedaan yang paling siginifikan antara MiFi Cat6 dengan Cat4 (dimana hari ini sudah beredar di Indonesia) adalah soal kecepatan. Perangkat dengan teknologi Cat6 bisa menghasilkan kecepatan dua kali lebih cepat. Di atas kertas, bisa mencapai MiFi Cat6 berada di kisaran up to 250-300 Mbps.

"Jadi saat dites dengan jaringan Smartfren harusnya bisa mencapai angka itu, tapi itu nantinya balik lagi dengan okupansi BTS itu sendiri. At least kita akan mempunyai layanan yang stabil," imbuhnya.

MiFi Cat6 yang ditawarkan LG Innotek kepada Smartfren masih mengandalkan Qualcomm. Dimana jika pada MiFi Cat4 menggunakan chipset MDM 9320 maka untuk MiFi Cat6 dibekali dengan chipset MDM 9340.

Menariknya, turut pula hadir fitur Qualcomm Quick charge di MiFi ini. Jadi yang punya MiFi Cat6 tersebut bisa mengisi ulang baterai ponselnya dengan lebih kilat. Dengan catatan charger yang digunakan sudah sertifikasi Qualcomm, baik dari pihak ketiga atau keluaran Qualcomm langsung.

"Jadi dari pengalaman yang sudah-sudah, perangkatnya pakai teknologi quick charge tapi pakai charger yang belum tersertifikasi. Padahal bisa saja pakai perangkat vendor pihak ketiga tapi harus dapat sertifikasi dari quick charge Qualcomm dulu," Mada menambahkan.

Soal baterai juga kemungkinan bakal diperbesar dari MiFi yang sudah ada di seri M2S yang hanya 2.000 mAh menjadi di atas 2.500 mAh atau lebih dari itu. harga tentu bakal ada peningkatan, belum diketahui berapa besarnya. Tapi Smartfren berharap MiFi Cat6 dipatok pada besaran harga Rp 699 ribu atau Rp 799 ribu.

"Cuma balik lagi nanti apakah itu applicable dengan hardware yang kita request atau enggak? Tapi seperti yang sudah dibilang kan, teknologi itu kalau kita mau duluan pasti jadi lebih mahal. Ketika kuantitas demand banyak, baru lebih murah karena sudah produksi massal secara global," terang Mada.

Roberto Saputra, Direktur/Chief Brand Officer Smartfren melanjutkan, status kolaborasi LG Innotek dengan Smartfren untuk menghadirkan MiFi Cat6 masih belum deal. Masing-masing pihak masih melakukan penjajakan setelah tahap pertama kolaborasi mereka pada MIFi Andromax M2S yang baru saja diluncurkan.

"Ini baru roadmap, belum ada yang pasti. Jadi saat kita tahu teknologinya available maka kita harus tahu comercial terms-nya seperti apa. Karena tadi saya bilang, chipset cat6 masih mahal, jadi premium chipset itu kalau kita kunci harga kemahalan ada marketnya gak? Dan biasanya teknologi itu volume semakin tinggi harga makin turun, nah itu kita mesti lihat juga timing yang pas," papar Roberto, dalam kesempatan yang sama.

"Tapi kita mesti lihat juga, segala sesuatu yang berkaitan dengan teknologi harga akan semakin turun seiring dengan volume naik. Kalau kita terlalu cepat juga bisa jadi harganya kemahalan," katanya.

Sementara Jeremy Park, Chief Research Engineer/NS Development Team 2 LG Innotek menegaskan bahwa mereka siap menyediakan perangkat MiFi Cat6 untuk Smartfren yang jika mau sudah bisa meluncur pada Maret 2016.

"Setelah itu, kita juga sudah menyiapkan roadmap MiFi Cat9, yang akan berlari pada kecepatan internet 400 Mbps. Nanti kalau MiFi Cat9 pada akhir tahun 2016," pungkasnya.


(ash/rou) 
Ekspansi Broadband: Internet Kabel Lebih Menantang

Ekspansi Broadband: Internet Kabel Lebih Menantang

Ekspansi Broadband: Internet Kabel Lebih Menantang

Jakarta - Menjual layanan broadband berbasis serat optik ternyata lebih berat ketimbang memasarkan mobile broadband seluler. Hal itu diakui oleh Telkom yang tengah mengonversikan jalur home passed menjadi home connected.

Direktur Jaringan Telkom Abdus Somad Arief mengungkapkan, sejauh ini BUMN telekomunikasi itu telah membangun jaringan backbone sepanjang 77 ribu kilometer berbasis serat optic dan 13,2 juta home passed.

Pada akhir tahun 2015 jumlah home passed akan mencapai 18,2 juta. Konektivitas jaringan fiber ini diharapkan juga akan mampu menjadi solusi utama dalam mengantisipasi masih rendahnya kecepatan koneksi internet di Indonesia, ujarnya dalam keterangan, Minggu (18/10/2015).

Namun diungkapkan olehnya, hal yang lebih menantang itu adalah mengkonversi home passed menjadi home connected. Homes passedmerupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah rumah yang dilewati oleh jalur jaringan internet fiber yang digelar.

Sementara home connected atau jumlah rumah yang telah benar-benar terhubung dengan jaringan internet fiber. Artinya keluarga di rumah tersebut sudah bisa menikmati akses internet broadband melalui jaringanfiber optic. Kalau untuk konversi ini, Telkom butuh dukungan dari semua pihak dalam rangka mewujudkan cita-cita pemerataan akses broadband di seluruh Indonesia, katanya.

Salah satu bentuk dukungan yang diharapkan antara lain dari para pengembang atau developer perumahan yang mempersiapkan jaringan fiber di dalam kompleks perumahan.

Beberapa perumahan telah bekerjasama dengan Telkom untukpembangunan jaringan internet fiber di dalam kompleks perumahan, seperti Perumahan Permata Setiabudi Residence di Medan atau Perumahan Citra Grand City di Palembang.

Hal ini sangat bermanfaat untuk percepatan penyediaan akses internet broadband menggunakan jaringan fiber di Indonesia.Masyarakat yang saat ini belum terlayani IndiHome karena belum ada jaringan fiber di wilayah tempat tinggalnya, juga bisa mengusulkan perluasan jaringan fiber, melalui web http://vote.indihome.co.id, katanya.

IndiHome merupakan layanan terpadu yang dirancang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan konektivitas broadband dan edutainment -- educational entertainment -- dari keluarga.

Pelanggan mendapatkan akses internet sampai dengan kecepatan 100 Mbps, gratis panggilan telepon lokal atau SLJJ selama 1000 menit dan TV interaktif dengan banyak channel favorit.

Untuk melengkapi berbagai kebutuhan pelanggan yang terus berkembang, berbagai add-on atau layanan tambahan juga terus dilengkapi. Beberapa contoh add-on antara lain, Telepon Mania, wifi.id seamless, layanan musik digital MelOn dan masih banyak lagi.

Telepon Mania adalah panggilan sepuasnya kesemua nomor Telkomsel hanya dengan Rp 88 ribu. Wifi.id seamless merupakan akses internet unlimited di seluruh jaringan wifi.id di seluruh Indonesia dengan Rp 10 ribu khusus bagi pelanggan IndiHome.

MelOn adalah layanan streaming dan download musik digital, di mana pelanggan IndiHome mendapatkan fasilitas unlimited streaming di http://www.melon.co.id yang menyediakan lebih dari satu juta pilihan lagu.

Menurut praktisi social media dan online strategist Nukman Luthfie, kecepatan rata-rata koneksi internet di Indonesia masih di bawah Asia Pasifik jika melihat data Akamai, sehingga koneksi broadband khususnya berbasis jaringan fiber perlu diperbanyak.

Kalau sudah ada home passed, jadi sayang sekali bila ada pelanggan yang rumahnya sudah dilewati fiber optic tapi belum mau menggunakan serat optik, ujarnya di lain kesempatan.



(rou/rou) 
Foto Lebih Dinamis dengan Beragam Adegan di Satu Frame

Foto Lebih Dinamis dengan Beragam Adegan di Satu Frame

Foto Lebih Dinamis dengan Beragam Adegan di Satu Frame

Jakarta - Untuk membuat foto terlihat dinamis, banyak trik dilakukan. Biasanya dengan permainan foreground-background atau mengeksplorasi cahaya/bayangan. Tetapi jika sudah mentok, maka ada trik lain yang bisa digali: menjepret 2, 3, atau 4 adegan sekaligus dalam satu frame. 

Foto dengan berbagai adegan dalam satu frame dapat diperoleh karena kebetulan atau memang sengaja mencari momen yang tepat. Tujuannya untuk membuat ruang cerita lebih mendalam. Apalagi kalau antar adegan itu saling mendukung point of interest (PoI), maka foto yang dihasilkan dapat saling bersahut-sahutan dan penuh irama yang enak untuk dinikmati.

Terdengar rumit? Pada awalnya mungkin iya. Namun bila sudah terbiasa, membuat foto dengan berbagai adegan dalam satu frame bisa dihasilkan dengan mudah. Berikut tips dan trik yang bisa dilakukan untuk membuat foto-foto dinamis seperti itu.

Pertama, mulai dengan yang sederhana. Yakni membuat 'adegan' pertama yang statis/tidak bergerak sebagai patokan. Kemudian tunggu adegan kedua dengan jeli dan sabar. Pada momen yang tepat, pencet shutter dengan cerdik sehingga menghasilkan adegan yang saling membangun cerita.

Misalkan 'adegan pertama' itu berupa papan iklan atau manekin toko. Kemudian tunggulah momen 'adegan kedua' seperti pejalan kaki melintas atau pekerja membersihkan papan iklan tersebut. Anda bisa menambahkan sendiri contoh seperti ini dengan bebas dan imajinatif.

Kedua, temukan spot dengan aktivitas beragam namun relatif homogen seperti di halte bus atau subway. Di tempat tersebut sering dijumpai berbagai macam cara membunuh waktu saat menunggu tranposrtasi publik. Ada yang mendengar musik lewat earphone, bermain game/gadget, menelpon atau saling berbicara antar teman. 

Berbagai adegan itu bisa dibingkai dalam satu frame yang saling membangun cerita soal 'menunggu'. Bisa fokus kepada ekpresi (medium close up) ataukah bermain gesture/bahasa tubuh soal penantian bus atau kereta bawah tanah. 

Ketiga, cobalah memahami kebiasaan kerumunan yang menawarkan adegan beragam dalam satu momen bersamaan. Kemudian buat pola interaksi dalam kerumunan tersebut sebagai patokan untuk mendapatkan timing yang tepat memencet shutter. 

Contohnya bisa ditemukan di resepsi perkawinan (wedding photography), di jalanan (streetphotography) atau saat karnaval dan keramaian di pasar (people/culture photography). Meskipun terlihat sangat berantakan, sejatinya keramaian tersebut bisa disederhanakan dalam pola dan adegan tertentu. 

Seperti di Pasar Ubud dalam artikel ini, adegan transaksi, negosiasi dan mengemas barang merupakan pola berulang. Dari membuka lapak sampai tutup pasar, adegan melayani pembeli atau menata barang jualan selalu berulang dalam ritme yang hampir mirip. Tinggal mencari komposisi yang tepat maka siapa saja mampu merekam adegan pasar dengan dinamis dan enerjik. Bisa bergaya candid, portrait atau reportase. 

Kalau masih kurang puas, tambahkan sedikit unsur artistik, permainan warna, bereksperimen dengan grafis atau apapun yang membuat foto lebih hidup. Selebihnya, biarkan naluri fotografi menuntun telunjuk Anda memencet shutter dengan caranya sendiri -- baik spontan atau terstruktur.

Antri kereta bawah tanah di Osaka, Jepang. (Foto: Ari Saputra/detikcom)

 Pengunjung Museum of Modern Art (MoMA) New York. (Foto: Ari Saputra/detikcom)

Pasar Ubud dengan kesibukannya. (Foto: Ari Saputra/detikcom)

Papan iklan yang atraktif terlihat kontras dengan pejalan kaki yang melintas tidak peduli di jalanan San Francisco. (Foto: Ari Saputra/detikcom)

Apapun dilakukan penumpang untuk membuang kejenuhan di bus kota di San Francisco. (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Mengintip Sony A7S II & RX1R II dari 'Kegelapan'

Mengintip Sony A7S II & RX1R II dari 'Kegelapan'

Singapura - Sony membuat pesta di night club Pangaea, Marina Bay Sands, Singapura, Jumat (16/10/2015). Tak sekadar hura-hura, acara ini juga jadi tempat kelahiran mirrorless full frame Sony A7S mk II dan kamera kompak bersensor full frame Sony RX1R mk II. 

Tujuan Sony memilih interior yang gelap adalah supaya fotografer dan videografer dapat menguji Sony A7S mk II yang dioptimisasikan untuk digunakan di kondisi kurang cahaya.

Takashi Yasuda, General Manager divisi Digital Imaging Marketing Asia Tenggara menyampaikan bahwa jumlah pembeli kamera video dengan sensor besar dan lensa yang dapat ditukar meningkat tajam berkali-kali lipat dari tahun 2010 ke 2014. 

Di pasar kamera video profesional, market share kamera foto untuk video semacamnya juga sedang naik dan saat ini menyentuh angka 15%.



Selanjutnya, Sony memberi kejutan dengan kedatangan Takanori Muto, salah seorang insinyur yang mengembangkan sistem Sony E-mount sejak Sony NEX, yang mengenalkan kamera compact bersensor full frame Sony RX1 II. Takanori Muto menjelaskan kelebihan kamera ini yaitu pada lensa yang dirancang khusus untuk bisa optimal dengan sensor full frame, 42,4 MP, merupakan sensor yang digunakan di kamera Sony A7R II yang diumumkan beberapa bulan sebelumnya.

Selain lensa, Muto juga mengenalkan teknologi baru yaitu variable optical low-pass filter, dimana kini fotografer/videografer dapat memilih tingkat filter untuk mendapatkan ketajaman tertinggi, atau mencegah munculnya moire dengan meningkatkan efek filter low-pass/anti-alias.

Kavid Yan, Product Manager Sony menjelaskan keunggulan dan fitur baru Sony A7S mk II. Di antaranya stabilisasi gambar optik 5 poros di kamera, mampu merekam video 4K internal ke SD memory card dengan pembaca pixel penuh tanpa interpolasi di format full frame.



Termasuk peningkatan fungsi pengambilan video profesional seperti S-Gamut3.Cine/S-Log3 yang bisa diaktifkan mulai dari ISO 1.600, Gamma Assist Display terbaru, peningkatan kualitas Zebra Function, perekam Full HD 120fps slow motion 4-5X dan kecepatan AF yang ditingkatkan dan area fokusnya diperbanyak hingga 169 area dibandingkan 25 area di Sony A7S generasi pertama serta kualitas viewfinder yang lebih besar dan jelas karena dilengkapi dengan Zeiss T* coating.

Videografer dari Banana Mana Film, Mayad Academy dan fotografer pro Sony asal Singapura, Bryan Van der Beek, ikut berbagi pengalamannya saat mengunakan kamera A7S II. 

Pada intinya, mereka memuji kehandalan kamera ini di kondisi yang kurang cahaya dan fungsi stabilizer yang handal saat merekam foto maupun video.



Videografer Benny Kahardianto, Upi Guava dan Anggun Adi (Goenrock) dari Indonesia juga hadir dalam launching ini. Om Benny menyampaikan bahwa 5 axis stabilization di A7S akan sangat membantu dalam merekam video yang stabil tanpa monopod/tripod. 

Bahkan kestabilan videonya juga lumayan saat videografernya berjalan, asalkan videografer tersebut mengenal dan berlatih dan mengenal perimeter kameranya dengan baik. Sementara Upi mengungkapkan bahwa semua peningkatan Sony A7S generasi kedua dari generasi pertama terpakai dan sangat berguna bagi videografer.

Menurut Hafiz Yenifi dari Sony Indonesia, harga dan ketersediaan dua kamera terbaru Sony ini di Indonesia belum ditentukan karena fluktuasi dolar yang masih belum stabil. Di Singapura, Sony A7S II dihargai 4.299 dolar Singapura untuk body only atau sekitar Rp 42 juta.